Amankah Anak Autis Mengkonsumsi Minuman atau Makanan Manis?

Tak hanya anak autis, anak - anak cenderung lebih mudah membakar kalorinya dibandingkan orang dewasa, namun juga perlu diperhatikan dan diwaspadai efek negatif bila mengkonsumsi berlebihan minuman atau makanan manis. Bahasan minuman atau makanan manis kali ini adalah berhubungan dengan bahan pemanis yang umum di pakai masyarakat yaitu gula. Dari sekian banyak jenis gula, ternyata gula pasir adalah jenis gula paling banyak yang digunakan sebagai pemanis pada minuman atau makanan.

Gula pasir atau gula granulasi adalah kristal - kristal gula berukuran kecil yang pada umumnya dijumpai dan digunakan di rumah. Pasir/granulated, jenis gula inilah yang seringkali dipahami sebagai “gula”. Gula pasir diperoleh dari hasil kristalisasi cairan tebu dengan tekstur halus dan warna putih seperti kertas. Gula pasir merupakan gula yang serbaguna dapat dipakai sebagai bahan pemanis, penambah cita rasa dalam berbagai jenis masakan mulai dari kue, minuman, hingga oseng - oseng.

Pada persoalan minuman atau makanan manis, masih sering dikuatirkan berulang - ulang oleh Bunda yang memiliki anak dengan ciri ciri anak autis adalah dilarangnya anak autis mengkonsumsi minuman atau makanan manis, kata mereka bahwa gula adalah penyebab anak autis mereka menjadi sulit disembuhkan. Namun kenyataannya hingga hari ini, belum ada hasil penelitian yang menjelaskan bahwa gula penyebab anak autis sulit disembuhkan, juga belum ada penelitian yang konsisten menyebutkan bahwa konsumsi gula akan membuat anak lebih hiperaktif.

Asupan nutrisi bagi tubuh harus dikelola, diatur. Itulah pentingnya manajemen nutrisi, manajemen bukan sekedar mengatur seberapa besar kalori yang aman, seberapa banyak porsi makan. Namun juga perlu memperhatikan mudah tidaknya reaksi kimia yang dihasilkan nutrisi tersebut bagi tubuh, bagaimana efek nutrisi itu bagi koloni lain yang hidup di dalam tubuh manusia. Sekedar mengatur jumlah porsi yang dikonsumsi tapi tak dapat menimbulkan reaksi positif bagi sel - sel tubuh maka sama dengan menumpuk sampah yang justru berbahaya bagi tubuh. Perlu diperhatikan mengkonsumsi gula berlebihan bagi siapa saja, tidak hanya bagi anak autis akan memberikan efek negatif bagi tubuh. Gula juga bukan faktor tunggal yang mempengaruhi perilaku anak menjadi lebih hiperaktif, apalagi adanya pendapat bahwa gula adalah faktor penyebab anak autis sulit disembuhkan.

Gula Sumber Energi, Juga Bisa Jadi Sumber Masalah

Gula pada umumnya digunakan sebagai sebutan lain untuk sakarosa. Secara kimiawi gula identik dengan karbohidrat. Karbohidrat adalah salah satu jenis sumber energi makro yang dibutuhkan oleh tubuh. Sumber energi atau tenaga manusia yang utama berasal dari makanan. Rata rata tubuh manusia zaman now mengambil sumber tenaga dari sebagian besar karbohidrat, tak terkecuali anak normal maupun anak berkebutuhan khusus, seperti anak autis, down syndrome, dan lain - lain. Karbohidrat atau gula dibutuhkan sebagai bahan bakar metabolisme tubuh, namun tubuh manusia juga bisa menggunakan lemak sebagai bahan bakar energi untuk aktivitas sehari - hari. Beberapa organ tubuh membutuhkan gula sebagai sumber energi dan tak bisa digantikan dengan lemak seperti otak, retina mata, sebagian ginjal dan sel - sel darah merah. Umumnya gula tersebut diambilkan dari karbohidrat. Namun organ liver dan hati manusia bisa memproduksi gula dari protein dan lemak, sehingga tidak masalah kalau tidak mengkonsumsi karbohidrat sama sekali.

Masalahnya apakah baik mengambil sumber tenaga dari gula?, pertanyaan ini bukan hanya bagi anak dengan ciri ciri anak autis, melainkan bagi semua tubuh manusia. Ternyata mengkonsumsi gula berlebihan sejak usia dini menjadikan anak lebih aktif dan juga memberikan efek - efek yang lain.
Asupan gula berlebih yang ada pada minuman atau makanan manis dan masuk pada tubuh anak akan memicu peningkatan kadar gula dalam darah dengan cepat, meskipun tidak akan lama. Naiknya gula darah yang dialami oleh anak - anak akan memberikan dorongan energi yang besar dan membuat anak menjadi kesulitan untuk memfokuskan perhatian, mereka menjadi mudah marah, gelisah, cemas dan, pada banyak kasus, mereka tak bisa dikendalikan. Terkadang hal ini dianggap sebagai seorang anak hiperaktif, padahal belum tentu.

Konsumsi gula menyebabkan tingkat gula darah meningkat dan jumlah kalori berlebihan, maka tubuh bereaksi dengan bekerja keras untuk mengatasi peningkatan hormon kortisol dan adrenalin. Hormon yang menyuplai energi bagi tubuh untuk mengatasi tekanan, memberikan anak sejumlah besar energi. Kelebihan energi inilah yang harus disalurkan dengan tepat melalui berbagai aktivitas yang menyenangkan mereka seperti olah raga, bernyanyi, dan lain sebagainya sebab mereka belum mampu mengontrol timbunan energi ini. Daripada Bunda menyalahkan gula sebagai penyebab anak autis hiperaktif, sebaiknya Bunda lebih dahulu memeriksa lingkungan sekitar, salah satunya adalah faktor yang menyebabkan anak menjadi overstimulasi seperti konsumsi gula berlebihan, seberapa tepat menu makanan untuk anak autis, kurang atau tidak partisipasi dan arahan orang tua untuk menyalurkan kelebihan energi yang tepat dan sebagainya.

Hal lain terjadi sebaliknya, ketika tingkat gula darah seorang anak terlalu rendah, mereka menjadi lamban, mudah bingung dan kalut. Tak jarang beberapa orang tua mengira mereka malas atau mengalami ketidakmampuan belajar.

Sementara itu, pada ciri ciri anak autis dengan leaky gut syndrome (kebocoran mukosa usus) konsumsi jenis gula granulated berlebihan juga akan berdampak pada makin berkembangnya bakteri yang merugikan (bakteri patogen) pada saluran pencernaan mereka. Ketidakseimbangan probiotik siklus bisa menjadi penyebab gangguan fungsi pencernaan tersebut. Sebaiknya periksakan juga anak autis Bunda untuk soal fungsi pencernaan ini, sehingga tidak menyalahkan gula sebagai penyebab anak autis sulit disembuhkan, sedangkan banyak beredar aneka jenis gula yang tentu saja bila dikonsumsi secara tidak berlebihan juga baik untuk membantu fungsi metabolisme tubuh.

Baca yang lebih lengkap: Panduan Minum atau Makan Manis Anak Autis

Jadi, amankah anak autis mengkonsumsi minuman atau makanan manis?, bila tak mengalami gangguan fungsi pencernaan dan dikonsumsi tak berlebihan maka gula tak menjadi masalah.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »