Karbohidrat itu Sumber Energi Penting, Apakah Anak Autis Harus Menghindarinya?

Manfaat Karbohidrat Bagi Anak Autis
Sudah sering kita dengar kalimat - kalimat kecemasan dari para ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus dengan ciri ciri fisik anak autis, ciri ciri down syndrome ringan, cerebral palsy pada anak dan lainnya yang menyatakan anak - anak tersebut tidak boleh minum manis, tidak boleh konsumsi gula dan sebagainya. Belum lagi si anak dilarang makan ini, dilarang makan itu. Semua ketakutan akibat kekuatiran orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus justru menghasilkan kualitas tubuh anak yang jauh dari harapan. Dari macam - macam yang melahirkan apa yang diistilahkan diet ini itu, termasuk anak autis tidak boleh minum manis, manakah yang terbaik untuk kasus dengan ciri ciri anak autis? Apakah diet yang sudah Bunda terapkan dapat menyembuhkan kasus anak autis? Jawabannya tidak ada satupun hingga hari ini yang dapat sekilat petir menyembuhkan.



Rasa manis identik dengan apa yang disebut gula. Sedangkan akibat otak yang sudah dicuci berpuluh - puluh tahun lalu membayangkan gula adalah gula yang berada di meja makan. Stop dulu, jenis gula banyak sekali, namun pada intinya gula adalah salah satu jenis karbohidrat. Lengkapnya tiga jenis karbohidrat yaitu:
  1. Gula: rasa manis, karbohidrat (glukosa) berstruktur rantai pendek yang ada di semua makanan, buah, sayuran, semua tumbuh - tumbuhan. Contoh: glukosa (gula putih), fruktosa (gula buah), galaktosa dan sukrosa.
  2. Pati: molekul glukosa berantai panjang yang akan dipecah/diuraikan di sistem pencernaan menjadi glukosa (molekul yang lebih kecil/sederhana).
  3. Serat: tubuh manusia tidak dapat mencerna serat. Serat adalah sumber energi bagi bakteri yang menguntungkan di usus besar juga sumber makanan mereka yang pada akhirnya membantu menguraikan serat dan pengeluaran ampas/sisa makanan.
Sejak zaman old, karbohidrat adalah sumber utama energi tubuh manusia, menyediakan 4 kalori energi setiap gram. Ketika karbohidrat diproses dalam tubuh manusia, gula glukosa dihasilkan dan glukosa merupakan faktor penentu untuk membantu memelihara jumlah protein dalam jaringan, memetabolisme lemak, dan menggerakan sistem syaraf pusat. Sayuran dan buah itu juga sumber karbohidrat, pada beberapa jenis sayur dan buah terbaik juga terdapat senyawa fenol. Nanti Bunda dengan gigih juga melarang anak berkebutuhan khusus mendapatkan variasi menu sayur dan buah. Sekarang, mari kita bayangkan bagaimana bila tubuh kekurangan karbohidrat, apakah tubuh mampu melawan penyakit? Bagaimana mungkin Bunda lebih memilih menggaransikan tubuh anak sendiri pada orang lain tanpa dasar kuat atas pemahaman mekanisme sistem tubuh yang benar. Bagaimana jika larangan - larangan itu diterapkan pada tubuh Bunda (tubuh normal), jalani saja 1 - 3 bulan tak makan sayur dan buah misalnya. Bukankah sungguh menyiksa?. Bila hal tersebut menyiksa tubuh, apakah itu menjadi obat terbaik untuk anak autis atau anak berkebutuhan khusus Bunda? Meskipun tubuh memiliki mekanisme menyesuaikan diri dengan lingkungan, apakah hal tersebut tidak menyiksa tubuh mereka bila diterus - teruskan?, sementara di zaman now sudah berkembang teknologi - tekonologi tinggi yang bisa digunakan. Coba rasakanlah dengan hati nurani, lalu pikirkanlah jalan keluar terbaik untuk masa depan si buah hati.

Tak hanya gula di meja makan, makanan yang mengandung gula alami banyak ditemukan pada buah - buahan, juga dari jenis sayuran, produk susu, madu dan tebu. Makanan yang mengandung zat tepung/pati dan zat yang secara alami menghasilkan gula seperti contoh tersebut dikategorikan sebagai karbohidrat kompleks, artinya kandungan molekulnya lebih sulit dicerna tubuh untuk mendapatkan sumber energi yang dibutuhkan yaitu glukosa. Oleh karena itu dibutuhkan sistem pencernaan dan penyerapan yang normal, tujuannya agar dapat mencerna dan menyerap sumber - sumber nutrisi untuk digunakan sebagai sumber energi. Jangan membalik asumsi bahwa karbohidrat, salah satunya gula tidak cocok untuk tubuh anak autis atau anak berkebutuhan khusus. Bagi siapapun, tanpa karbohidrat yang cukup tubuh akan mudah lelah, letih, lesu bahkan tidak siap menghadapi infeksi penyakit, sistem kekebalan tubuh pun lemah.

Tubuh mencerna dan menyerap karbohidrat dan mengubahnya menjadi glukosa dimaksud untuk menjaga kadar gula dalam darah yang cukup. Baca juga: Efek Kadar Gula Darah Rendah Bagi Anak pada artikel sebelumnya. Sebagian digunakan sebagai sumber energi, sebagian glukosa yang tidak digunakan disimpan sebagai cadangan energi dalam bentuk lemak (trigliserida).

Tulisan ini bersambung pada bagian selanjutnya: Karbohidrat Kaya Serat Jangan Diabaikan.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »